MEDAN – Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut) Musa Rajekshah dilantik menjadi Ketua Umum Pengurus Wilayah Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Sumut di Focal Point Medan, Rabu (17/5) malam.
Ia dilantik oleh Ketua Umum MES yang juga Menteri BUMN, Erick Thohir. Dalam sambutannya, Ijeck mengatakan bahwa MES Sumut hadir untuk mengenalkan ekonomi syariah kepada masyarakat dan bagaimana pula mensyariahkan ekonomi masyarakat. Apalagi prinsip syariah ini juga prinsip bagi hasil.
“Terima kasih kepada Bapak Erick Thohir yang sudah menyempatkan hadir dan melantik kami. Kami hadir di samping untuk membantu pertumbuhan ekonomi, juga akan mengenalkan ekonomi syariah,” katanya, sambil mengatakan bahwa di MES Sumut terdiri dari para pengusaha, akademisi dan lainnya.
Ke depan, pihaknya juga mengatakan butuh dukungan dari seluruh perbankan yang punya unit syariah untuk mendukung kegiatan-kegiatan MES Sumut. “Dan semoga kehadiran kami bukan hanya bermanfaat untuk masyarakat melainkan juga bermanfaat untuk pemerintah,” sebutnya.
Ketua Umum MES Erick Thohir dalam kesempatan itu mengatakan MES ini harus dijadikan penggerak saat momentum Indonesia tidak lagi menjadi jumlah penduduk muslim terbesar.
“MES harus terus didorong dan dimaksimalkan lewat pertumbuhan ekonomi yang nyata. Alhamdulilah, saya yakin dengan kepengurusan yang hadir di Sumut kita harus mulai membuka pola pikir masyarakat,” kata Ketua Umum PSSI tersebut.
Menurutnya, ini momentum membangun bangsa dan kesempatannya sangat besar. “Kami dari pusat akan terus mendorong dan mendukung. Yang di lapangan yang lebih mengerti. Komitmen saya maksimalkan,” katanya.
Ia juga bercerita dan sudah meeting dengan para wakil menteri, serta membaca bahwa prediksi pada 2045, Indonesia tidak lagi menjadi penduduk terbesar nomor 4 di dunia. Ini disusul Pakistan dan Nigeria. Pertumbuhan ekonomi diprediksi melambat. Yang tua lebih banyak dari yang muda.
“Dan ini tidak lama. 22 tahun lagi. Ini momentum yang harus kita jaga. Ada empat ekonomi yang harus kita dorong merata. Terutama industrialisasi pangan yakni ada di pertanian dan peternakan,” sebutnya.
Industri pangan banyak belum digarap oleh masyarakat. Begitu juga dengan industri kreatif, belum dimaksimalkan. “Saya pulang dari Kamboja. Beras mereka terbaik di dunia dan bisa ekspor ke Vietnam dan Thailand. Mereka belum punya mesin. Sama kondisi di sini. Semoga ke depan industri pangan kita bisa lebih dimaksimalkan,” harapnya.**